JURNALPRIANGAN.COM-Gubernur Jawa Barat H Ahmad Heryawan meminta menteri pertanian untuk menstop impor hasil pertanian. Alasannya kebutuhan hasil tani dalam negeri bisa dipenuhi oleh produksi nasional.
“Kinerja negara luar yang memproteksi pertanian itu ternyata subsidinya bukan di awal tetapi di akhir. Karena bila subsidi dilakukan di hulu khawatir terjadi banyak penyimpangan,” usul Aher pada acara panen perdana padi musim tanam tahun 2014/2015 yang diselenggarakan oleh Kelompok Tani Nelayan (KTNA) Jabar, di Desa Sukamelang, Kroya, Rabu (11/03). Acara tersebut juga dihadiri Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
Mentan Arman Sulaiman pun ternyata mempunyai pemikiran yang sama. Menurut dia, hasil pertanian di Jawa Barat yang mencapai 500.000 hektar pada bulan bisa menutupi kebutuhan beras nasional. Sehingga import beras tidak diperlukan lagi
.
“Ini provinsi ke tujuh yang melangsungkan panen raya. Alhamdulillah panen diseluruh Jawa Barat kurang lebih 500 ribu hektar. Artinya ini produksi padi bulan maret ini bisa 4 juta ton gabah kering. Nah ini bisa untuk menutupi 2 bulan seluruh Indonesia. Kemarin di Jawa Timur juga panen bulan maret 527 ribu hektar juga bisa menghasilkan 4 juta ton. Jadi baru dua provinsi bisa menghasilkan 8 juta ton. Jadi insyaallah import belum dibutuhkan saat ini. Karena beras cukup, selama petani mau memproduksi,” ujar Mentan kepada awak media.
Berdasarkan data, Jawa Barat memiliki luas baku lahan sawah seluas 925.565 hektar. Dari luas tersebut tiap tahun baru bisa ditanami padi antara 1,9-2 juta hektar. Sehingga dengan indeks pertanaman (IP) di Jawa Barat rata-rata baru mencapai 2 kali. Tetapi dengan program yang tengah digalakan oleh pemerintah baik provinsi dan pusat mengenai perbaikan dan pembuatan saluran irigasi. Maka produksi padi bisa semakin meningkat. Diprediksi bila bendungan Jatigede beroperasi maka bisa meningkatkan luas tanam per musim rata-rata lebih dari 90 ribu hektar di tiga kabupaten yaitu Indramayu, Cirebon dan Majalengka.
Mentan sendiri menjanjikan di hadapan masyarakat jika Jawa Barat bisa cepat menuntaskan perbaikan saluran irigasi seluas 135 ribu hektar. Maka akan disalurkan bantuan alat mesin pertanian (alsinta) sekitar 5.000 unit diantaranya 2.256 unit traktor, kepada Jawa Barat. Selain itu akan disalurkan 8.500 paket inseminasi buatan, serta 1.500 ekor sapi untuk Jawa Barat. “2.256 traktor akan diberikan, dengan catataan irigasi 135 ribu hektar yang tadi, bisa secepatnya diselesaikan,” janji Mentan.
Selain dukungan angaran pusat, Provinsi juga menaruh perhatian besar pada bidang pertanian. Berdasarkan data, pada APBD tahun ini, untuk pos pertanian dalam rangka mendukung swasembada pangan dianggarkan sebesar Rp. 65,59 miliar. Anggaran tersebut berupa bantuan hibah uang sebesar Rp. 40,9 miliar, untuk fasilitas tanam jajar legowo seluas 13.204 hektar, budidaya padi hibirida seluas 800 hektar, budidaya padi organik seluas 400 hektar, budidaya jagung hibrida seluas 400 hektar, budidaya kedelai seluas 500 hektar, perbaikan jaringan irigasi sebesar 12.500 hektar, Cetak sawah seluas 1.242,4 hektar dan pandan wangi sebanyak 8 kelompok penangkar benih.
Kemudian ada bantuan hibah barang sebesar Rp. 24,66 miliar. Yaitu untuk alat mesin pertanian pra panen (traktor roda dua) sebanyak 1.048 unit, alat mesin pertanian pasca panen (Power Thresher sebanyak 9 unit. Combine Harvester sebanyak 9 Unit), serta sarana pengolahan tanaman pangan dan holtikultura sebanyak 8 kelompok tani.(*)