JURNALPRIANGA.COM TAHU Sumedang sudah terkenal ke seantero Nusantara. Rasanya renyah dan maknyos. Tahu Sumedang ternyata adalah ciptaan warga Keturunan China. Tapi kini banyak warga pribumi yang meraup untung dari bisnis tahu.
Orang yang kaya dari bisnis tahu itu adalah warga Desa Gunasari, Kecamatab. Sumedang Selatan Jawa Barat. Urang Gunasari merambah sampai ke beberapa provinsi di Indonesia. Bahkan para pengusaha tahu sumedang asal desa tersebut, sukses menjalankan usahanya sehingga bisa berkontribusi terhadap pembangunan di desanya.
“Kalau ada restoran tahu sumedang di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi, pasti pemiliknya urang Desa Gunasari. Bahkan banyak yang jadi bos tahu di tanah rantau ,” kata Kepala Desa Gunasari, Kec. Sumedang Selatan Jawa Barat, Nono Saefudin.
Sejak lama orang Gunasari jualan tahu ke Bontang, Balikpapan, Banjarmasin, Menado, Kendari, Palembang, Lampung, dan berbagai kota di Indonesia. Skala usahanya dari yang kecil hingga punya rumah makan mewah. Seperti RM Tahu Sumedang di poros Balikpapan-Samarinda. Setiap hari mampu terjual tahu sumedang 500 ancak atau sekitar 60.500 biji tahu sumedang.
“Kalau di Pulau Jawa sudah banyak, apalagi di Jawa Barat tak terhitung. Bisa ditanya, seandainya ada restoran tahu sumedang di Palembang atau Lampung pasti pemilik atau pengusahanya orang Gunasari. Restoran tahu sumedang itu, tentunya banyak menyerap tenaga kerja. Karyawannya tak hanya dari Gunasari saja, banyak juga warga setempat,” ujar Nono.
Dikatakan, warga Desa Gunasari yang sukses menjadi pengusaha tahu sumedang di luar Sumedang terutama di Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi, hampir mencapai 20 persen dari penduduk Desa Gunasari 1.700 KK (Kepala Keluarga) dan 5.340 jiwa. Disyukuri, mereka sukses berjualan tahu sumedang hingga mampu berkontribusi terhadap pembangunan di desanya.
“Ada yang menyumbang membangun masjid, madrasah, jalan, sekolah, dll. Sampai-sampai, biaya pembangunan salah satu masjid di desa kami ada yang mencapai Rp 1 miliar. Bangunannya megah. Biaya pembangunan masjidnya, bukan dari dana pemerintah. Akan tetapi, murni sumbangan dari warga, khususnya para donatur pengusaha tahu sumedang yang sukses di perantauan,” ujar Nono.
Lebih jauh Nono menjelaskan, banyaknya warga Desa Gunasari yang bekerja sebagai pengusaha tahu sumedang, mampu menyerap tenaga kerja hingga menekan tingkat pengangguran di desanya. Pengaruhnya, warga Desa Gunasari nyaris tidak ada yang menganggur. Dari 1.700 KK warga Desa Gunasari, hampir 95 persen bekerja.
“Mayoritas pekerjaan warga, sebagai pengusaha tahu sumedang dan perajin merangkap pengusaha meubel. Sisanya, bertani dan berkebun. Jadi memang benar, warga di desa kami ini nyaris tidak ada yang menganggur. Kalau mencari pekerja dari Gunasari, tidak bakalan dapat. Sebab, rata-rata mereka sudah bekerja,” tandasnya. (A-67/A-108)***