Sejarah Kerusuhan Tasikmalaya pada 26 Desember 1996

Pada 26 Desember 1996 terjadi kerusuhan Tasikmalaya. 23 Tahun berlalu, tapi peristiwa pilu itu masih membekas di otak Santosa, pemilik toko di Jalan KH Zaenal Mustofa. Kerusahan di kota santri ini merupakan tragedi yang tak terlupakan sepanjang sejarah. Perusuh bukan hanya datang dari Tasikmalaya tapi banyak dari luar Tasikmalaya bahkan dari Surabaya.

Mereka membakar kertas koran yang dilumuri bensin lalu melempat ke toko, penjarahan pun terjadi di mana-mana. Bahkan menjalar ke kota kecil seperti Ciawi Rajapolah, Singaparna. Sasarannnya adalah etnis keturunan.

Bagaimana sebenarnya Kronologis Tragedi Tasikmalaya 23 Tahun lalu itu?

Kronologi kerusuhan Tasikmalaya 996

Pada Kamis, 19 Desember 1996

Berawal dari santri Pondok Pesantren Condong-Cibeureum bernama Rizal (15). Sebenarnya anak tersebut bukan santri mukim, tapi santri kalong di Condong (pulang ke rumah nggak mondok). Rizal berbuat kesalahan dan dihukum oleh Ustadz Habib karena kepergok nyuri barang-barang milik santri lainnya, saat itu jumlah yang dicurinya sebesar Rp 130 ribu.

Rizal dihukum dengan cara direndam selutut di empang pesantren. Sebbenarnya ini adalah hukuman ringan yang biasa dilakukan di pondok pesantren itu. Dan hukuman ini sudah seizin KH Makmun pimpinan pesantren.