Abah Aom Bilang Ke Ibunda Abah Aos Begini, Nah Yang itu Untuk Abah, Abah Perlu, Anak Abah Tidak Akan Ada Yang Jadi Kiai

Siapa Wali Qutub Zaman Sekarang Menurut Abah Anom
Pangersa Abah Anom Mursyid TQN PP Suryalaya silsilah ke 37 (foto istimewa)

JURNALPRIANGAN.COM-Ini adalah kisah Hj Siti Muslihat  ibunda Abah Aos dengan Pengersa Abah Anom di Suryalaya.  Pada suatu waktu di dapur pondok pesantren Suryalaya, Kabupaten Tasikmalaya  ibunda Abah Aos, Hj. Siti Muslihat sedang membuat sambal. Saat itu Hj Siti Muslihat didatangi  Abah Anom. Terlibatlah percakapan keduanya sebagai berikut:

Abah Anom: “Lagi bikin apa ‘bi?”

Hj. Siti Muslihat: “Lagi nyambel Pengersa”

Bacaan Lainnya

Abah Anom: “Katanya punya anak laki-laki?”

Hj. Siti Muslihat: “Iya kedua-duanya, yang pertama baru diantar ke pesantren.”

Abah Anom: “Siapa Namanya?

Hj. Siti Muslihat: “Abdul Gaos”

Abah Anom: “Coba Ceritakan”

Hj. Siti Muslihat: “Sebelum mengandung anak itu saya bermimpi ada bulan masuk semua lewat jendela, setelah itu cahaya bulan hilang dan muncul uyut didampingi uwak (Syekh Muhammad

Kahfi dan Kiai Syarifudin) dan berkata ‘Neng, mama datang mau memberitahu neng mau punya anak laki-laki, namanya Abdul Gaos, syukur kalau dipesantrenkan, kalau tidak pun dia akan menjadi pewaris ilmu laduni.’”

Abah Anom: “Terus?”

Hj. Siti Muslihat: “Alhamdulillah saya hamil, dan setelah 42x Qodiran (Manaqiban) anak itu lahir, hari jum’at jam 3 sore 5 menit, menjelang asar. Alhamdulillah tidak nifas, jadi habis wiladah langsung sholat.”

Abah Anom: “Terus?”

Hj. Siti Muslihat: “Kemarin saya mengantar dia ke pesantren Gegempalan Maparah Panjalu”

Abah Anom: Naaah … yang itu untuk Abah, Abah Perlu, Anak abah tidak akan ada yang jadi kiai.”

Sebuah percakapan penuh makna yang kelak nanti Abah Aos menjadi sang penerus dalam menjalankan ajaran TQN PPS Sirnarasa sebagai mursyid ke-38.

Awal pertemuan Beliau dengan guru agung Abah Anom terjadi pada bulan Maret tahun 1968 dan menjadi hari pertama beliau menajadi Murid Abah Anom. Dihari yang sama pada saat ingin pamit pulang. Beliau bertekuk lutut di hadapan Guru agung Abah Anom. Dan tangan kiri Abah Anom menepuk pundak Abah Aos dan bersabda mengutip surat Al-Baqoroh Ayat 247

Pos terkait