Ceramah Abah Aos di Suryalaya Tahun 2009 : Dzikir Alat untuk Mencetak Waliyullah 

JURNALPRIANGAN.COM-Tak diragukan lagi KH Muhammad Abdul Gaos adalah murid jadi Abah Anom. Khidmat Imiah manaqiban yang disampaikanya selalu dinantikan ikhwan. Bukan itu saja tulisannya pun enak dibaca. Tersebar di berbagai media cek dan online. Ini adalah tulisan Syekh Muhammad Abdul Gaos SM yang dimuat di suryalaya.net pada 27 Juli 2009. Saya domain website itu tidak diperpanjang lagi.

Di pondok pesantren Suryalaya terdapat kegiatan Manakib Akbar. Disebut manakib akbar karena semua kegiatan manakib di daerah-daerah lainnya harus mengikuti, mengacu dan menyesuaikan denganmanakib di PP. Suryalaya ini. Jadi kegiatan manakib itu sentralnya di PP. Suryalaya.

Acara manakib ini merupaka restu Pangersa Abah. Tidak hanya setiap manakib itu direstui oleh beliau, bahkan yang namanya manakib itu adalah kesukaan, kesenangan dan sunnah beliau. Manakib inilah yang selalu beliau tanyakan kepada para Ikhwan.

Hal ini menggambarkan bahwa sangat penting bagi kita untuk mengikuti dan menyelenggarakan manakib dimanapun kita berada.

Pangersa Abah telah memberi talqin dzikir Jahar yang terang-terangan dan dzikri khofi yang disamarkan. Dzikir yang disamarkan ini tidak memakai suara dan tidak memakai huruf tetapi harus terus ada.

Ketika manusia berbicara dengan bahasa apapun dzikir khofi ini harus tetap ada (jalan)bahkan ketika mulut ini sedang menyebutkan dengan yang sama dengan yang didalam (khofi).

Ketika seseorang selesai membaca sebuah ayat al-Qur’an jika hendak mengucapkan lafadz Allah, maka jangan ragu-ragu. Karena hal itu bukanmenjaharkan khofi. Sebab khofi itu samar, jangankan manusia, malaikatpun tidak bisa melihat untuk mencatat dan bahkan syetanpun tidak bisa menggodanya.

Sehingga syetan pun menjadi takut dengan dzikir khofi ini. Dan dzikir pula yang akan mencetak manusia menjadi ikhlas.