Sejarah Sholawat Bani Hasyim yang Diizazahkan Syekh Kholil ke Abah Sepuh 

sholawat bani hasyim
Abah Sepuh

JURNALPRIANGAN.COM- Sholawat Bani Hasyim identik dengan Pesantren Suryalaya. Para pengamal Thoriqoh Qodiriyah Naqsabandiyah (TQN) Suryalaya menganggap sholawat bani hasyim adalah rajanya sholawat.

Pembacaan sholawat bani hasyim dilaksanakan sebelum menunggu adzan sholat fardu sebelum dan setelah manaqib Syekh Abdul Qodir Jailani.

Karena identik dengan Suryalaya, sholawat ini jarang ditemukan di tempat lain. Tapi sejumlah ulama tahu tentang keajabiban sholawat ini. Mereka tahu bahwa Sholawat ini digagas oleh Abah Sepuh Syekh Abdullah Mubarok.

Bacaan Lainnya

Ketika para ikhwan sudah mentok saat menghadapi masalah mereka membacanya dalam jumlah banyak. Bahkan Syekh Muhammad Abdul Gaos SM mursyid sililisah ke 37 mengharuskan para ihkwan mendawamkan Sholawat Bani hasyim menjelang tiru.

Syekh mursyid punya maksud mengizazahkan sholawat ini kepada muridnya agar kesulitan berlalu.

Banyak bukti bahwa ikhwan yang mengamalkan sholawat bani hasyim agar terbebas dari kesulitan.

Adalah Edi Kusnadi pengusaha makanan ringan di Cimari Cikoneng Ciamis mengaku saat mendapat . Lalu mengutarakan maslaahnya.

Pangersa Abah Aos lalu memerintahkan agar membaca sholawat Bani hasyim minimal 1000 kali sehari.

“Jika kalian sedang dililit kesusahan bacalah shalawat Bani Hasyim sebanyak-banyaknya, nanti Allah akan melepaskan kesulitan itu sebesar apapun besarnya seberat apapun beratnya sehingga pedang pemenggal leher pun,” tandas Abah Aos.

Baca juga: Ini Dia Lima Keajaiban Sholawan Bani Hasyim

Shalawat Bani Hasyim dan Abah Sepuh

Dikisahkan, Abah Sepuh diberi tugas tugas oleh Syekh Tholhah Kalisapu Cirebon untuk belajar ke Syaikh Kholil Bangkalan Madura, Jawa Timur.

Waktu itu memang tak ada kendaraan seperti sekarang, Abah Sepuh bersama 11 murid Syekh Tolhah lainnya berjalan kaki dari Cirebon ke Madura.

Singkat cerita ketika rombongan sampai di alas roban roban hutan lebat antara Pekalongan dan Kendal,kawasan ini memang dikenal serem.

Ketika Sholat magrib tiba rombongan itu masuk masjid. Di masjid itu sudah ada orangtua yang akan jadi imam.

Lelaki tua itu membaca niat sholat pakai bahasa Jawa sebagai berikut.

“Usholli fardlu magribi, pitik ireng, pitik putih, wedus gembel, menda, kebo, pada melebu kabeh. Maring kandange, Allahu Akbar” (Niat saya shalat magrib, ayam hitam, ayam putih, kambing, domba, kerbau semua masuk kandang masing-masing, Allahu Akbar).

11 Orang murid Syekh Tolhah itu kabur mendengar imam membca niat semacam itu. Namun Abah Sepuh tetap menjadi makmum. Sementara yang lain balik kanan ke Cirebon.

Begitu selesai shalat, Imam menoleh kepada Abah Sepuh yang tinggal seorang diri. Selanjutnya imam berkata sambil tersenyum:

“Oh memang koyongono angger wong nganggo otak. Sampeyan Insya Allah berhasil”. (Begitulah orang yang menggunakan otak, kamu pasti berhasil).

Abah Sepuh memang cerdas dan mengetahui sekalipun imam mengucapkan seperti itu, shalat tetap sah sebab ucapan tersebut dilakukan di luar shalat.

Singkat cerita Aah Sepuh sampai di Bangkalan. Dia langsung memohon kepada Syekh Holil agar mengizazahkan sholawat Bani Hasyim. Dan Syekh Holil bersedia mengizazahkannya.

Tiba waktunya Abah Sepuh pulang ke Cirebon. Lantas Syekh Holil mengantarkannya ke tepi pantai dan memberikan perahu kecil kepada Abah Speuh.

Tapi perahu itu tanpa dayung. Tapi dengan keyakinan tinggi perahu itu bergetar maju.

Sepanjang perjalan dari Madura ke Cirebon Abah Sepuh membaca Bani Hasyim

Begitu selesai pembacaan shalawat bani Hasyim, tiba-tiba perahu melesat ke arah barat hingga sampai ke Cirebon. Di Pantai Cirebon, Mama Guru Agung Syekh Tolhah menyambut murid terbaiknya yang berhasil menjalankan tugasnya. (*)

Pos terkait