KH JUJUN JUNAEDI: Ikhwan TQN PP Suryalaya Wajib Memiliki Guru yang Hidup

Ajengan jujun junaedi
Ajengan jujun junaedi

JURNALPRIANGAN.COM--Pengasuh Pondok Pesantren Al-Jauhari Garut KH Jujun Junaedi kembali menegaskan bawa Guru Agung yang hidup Syekh Abdul Gaos Saefulloh Maslul (Abah Gaos) adalah Syekh Mursyid penerus Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin qs (Abah Anom).

“Alhamdulillah kita bersyukur karena kita berthoriqoh di bawah bimbingan syekh mursyid yang kaamil mukammil. Mudah-mudahan kita terbawa oleh beliau, syekh mursyid yang hidup. Kita

wajib mencari guru yang hidup yang melanjutkan perjuangan Guru Agung yang telah wafat.

Bacaan Lainnya

Kita harus senantiasa dekat dengan syekh mursyid dengan cara mengikuti seluruh ajarannya,” katanya seperti mengutif majalah Attabut.

Dai kondang ini menjelaskan, bukti kedahsyatan thoriqoh bahwa semakin banyaknya orang yang datang tanpa diundang, thoriqoh bukanlah urusan pribadi atau egoisme tapi urusan hati, urusan

pencarian kebenaran, urusan ketenangan.

[irp posts=”219″ ]

Yang diutamakan dalam thoriqoh itu rasa, pengamal thoriqoh bukan tidak boleh jadi orang kaya, tapi yang tidak boleh itu merasa kaya. Jika orang tersebut sudah merasa kaya, maka kekayaannya

itu diakui oleh dirinya sehingga harta titipan Alloh pun dia makan. Maka di sini kita belajar pada syekh mursyid untuk berthoriqoh, untuk belajar mengolah rasa.

“Kita ikuti beliau, ikuti saja tidak usah ragu, agar kita bisa dekat dengan Alloh. Dekat dengan Alloh tidak diukur dengan jarak dalam hitungan meter atau apapun. Kedekatan dengan Alloh diukur

dengan ketika hati kita ingat kepada Alloh maka kita dekat dengan Alloh, tapi ketika hati kita lupa kepada Alloh maka kita jauh dari Alloh. Syekh mursyid memberikan alatnya untuk bisa dekat

dengan Alloh yaitu dengan dzikir. Dengan dzikir ini kita belajar untuk senantiasa ingat kepada Alloh.

Dengan ingat kepada Alloh, maka kita akan sadar semua milik Alloh. Jika sudah merasa semuanya adalah milik Alloh, dengan bimbingan syekh mursyid, semuanya fana fillah, fana fi syekh, maka

kita akan terbawa olehnya untuk sampai kepada Alloh,” tandasnya.

Menurut Abah Jujun, Ikhwan TQN PPS bukan hanya belajar dzikir, penambahan ilmu wawasan juga terus dikembangkan. Makanya Manaqib dibagi dua, khidmat amaliyah sebagai wujud

ketundukan kita mengamalkan ajaran thoriqoh, khidmat ilmiyah dalam rangka membuka wacana supaya kita tidak menjadi manusia yang tertutup.

Kita senantiasa menerima ilmu, karena kita tidak menyalahkan ajaran orang lain, kita selalu menghargai orang lain, kita selalu berusaha untuk memperbaiki diri.

“Kita mempunyai syekh mursyid yang kaamil mukammil yang senantiasa mengajarkan kebaikan. Beliau mengajarkan untuk menolak segala kejahatan/keburukan dengan kebaikan. Apapun yang

menimpa kita, kita serahkan segalanya kepada Alloh dengan dzikir Laa ilaaha illalloh. Kita diberi amanah untuk selalu wa’tashimuu bihablillah.

Tetaplah untuk terus berpegang teguh kepada tali agama Alloh. Karena sabda syekh mursyid bahwa kita yang belajar dalam thoriqoh ini dijamin dengan rizkinya.” katanya. (*)

Pos terkait