Gantung Mic Istirahat Ceramah, KH Jujun Junaedi Aktif di TikTok

Jujun Junaedi di TikTok
Jujun Junaedi di TikTok dan sering menggelar live dengan para artis TikTok yang viral

GARUT, JURNALPriangan. Dai kondang KH Jujun Junaedi tidak lagi menerima undangan cerama di panggung umum Alasannya selain karena kesehatan, dia ingin fokus mengurus santri di Ponpes Al-Jauhari, Garut. Kini santri di Ponpes Al-Jahuari sudah mencapai 15000 orang. Yang menarik Abah Jujun dalam dua bulan terakhir aktif di TikTok.

Kemunculan Ajengan Jujun di TikTok mendapat respon meriah dari netizen khususnya tiktoker. Kiyai Jujun biasa menyelenggarakan live saban hari pada pukul 20.00 WIB. Dia berkaloborasi dengan Sule, Cepsanud Ohan dan Perempatan Udin.

 

“Sudah dua tahun saya sila (duduk) di pesantren karena sakit, tak bisa keliling ceramah. Makanya saya mengunnakan TkTok sebagai media untuk berdakwah. Tiktok harus diisi dengan konten yang bermanfaat,” katanya dalam sebuah kesempatan live.

MKH Jujun yang juga Wakil Talqin TQN PP Suryalaya diperintahkan oleh gurunya, Syekh Muhammad Abdul Gaos SM agar fokus mengurus santri saja. Pertimbangannya karena kesehatan dan agar pesantren lebih terurus. ” “Makanya harus nurut kepada guru, yang mau lunas hutang datang saja ke Sirnarasa karena Abah Aos menyuruh untuk mendekat kepada Yang Maha Segalanya. Jangan dipikirin tapi didzikiran. Dzikir terus, lagi berdiri dzikir yang punya masalah datang saja ke Sirnarasa,” katanya.

Jujun juga menyingung  dahsyatnya dzikir  daripada  berpikir dahulu saat menghadapi masalah. Sedang bankrut dzikir dulu baru berpikir. Ini akhlakul karimah Guru Mursyid. Jujun menekankan dalam menjalani kehidupan ini keduanya hasrus seimbang  “Keduanya memang harus seimbang, tapi berzikir harus lebih dulu, baru berpikir,” kata  dosen UIN Bandung ini

“Dia juga mengatakan orang yang selalu mengandalkan logika tanpa dibarengi  berzikir hidupnya tak akan terkendali. Karena di dalam Al-Qur’an panduannya zikir dulu terus mikir, maka pemikirannya mengerucut pada ayat ‘Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,” katanya mengutip QS. Ali Imran.

Makin pandai ingin mendekat kepada Allah, kata Jujun, maka makin tawadu kepada Allah “Jadi makin gelarnya tinggi, makin taat kepada Allah,” ungkapnya.

Orang asli Garut ini juga menjelaskan orang yang berilmu tinggi atau ulil albab yakni orang-orang yang senantiasa mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring.

Menurut Ajengan Jujun, berthoriqoh memang harus nurut kepada mursyid. Dia membandingkan orang  bodoh yang nurut kepada guru tidak mengikuti hawa nafsunya lebiha baik dari pada orang pintar yang mengikuti hawa nafsunya. (rid)