Sumber Air Situ Sanghyang Tasikmalaya Konon Dari Lubang Sapu Lidi, Begini Ceritanya

Sumber Air Situ Sanghyang Tasikmalaya Konon Dari Lubang Sapu Lidi, Begini Ceritanya
Sumber Air Situ Sanghyang Tasikmalaya Konon Dari Lubang Sapu Lidi, Begini Ceritanya

” Jadi nama sanghyang itu tercipta dari riuhnya dua suara yang beradu. Dan nama sang sendiri merupakan sang pelaku, yakni sang resi dan sang pangeran”, paparnya.

Adapun terjadinya Situ lanjut Maslikan, kelanjutan dari sejarah sanghyang, dimana pada saat itu, dikarenakan sang pangeran merasa terganggu dengan suara-suara diluar dan merasa terpancing dengan tantangan si buncir. Si Buncir akan berguru jika seandainya sang pangeran dan para punggawanya bisa mencabut 7 batang lidi yang berjejer.

Karena tidak ada yang sanggup mencabut lidi, dengan kesaktian sang resi, dari lubang batang lidi yang di cabut keluar air yang tidak terbendung dan membentuk sebuah situ/ danau.

Resi pun mengeluarkan supata (Kutukan), semua yang ikut tenggelam bersama pangeran menjelma menjadi Ikan.

sejak terbentuknya situ banyak keangkeran didaerah tersebut. Burung yang melintas didanau dan yang meminum air hilang tak berbekas. Kendati ada situ namun airnya tidak bisa dimanfaatkan warga.

Keangkeran Situ Sanghyang rupanya terdengar sampai kesultanan Cirebon, dan mengutus Prabu Linggawastu ditemani Lokananta dan Lokananti untuk menetralisir air situ tersebut untuk dipergunakan keperluan warga.

Prabu Linggawastu adalah keturunan Mataram anak dari Raden Kamandaka. salah satu saudara Prabu Linggawastu yakni Mundingwangi bergelar Prabu Siliwangi. Prabu Linggawastu dimakamkan di seputar Situ Sanghyang bersama Lokananta dan Lokananti.

Tapi dibalik legenda Situ Sanghyang, ternyata sejarah tersebut berkaitan dengan Kepemerintahan Kabupatian Sukapura yang pada waktu itu dipegang R.Aggadipa ( Dalem Sawidak). Sejarah pemunculan nama Sawidak sendiri beragam versi.

Pengertian nama Sawidak di kalangan warga Sukapura diartikan sebagai Sebuah keturunan yang berjumlah 60 orang. (*)